-->

Kumpulan Makalah, Artikel dan Share Informasi

MAKALAH ABAD PETENGAHAN BESERTA TOKOH DAN PEMIKIRANNYA

BAB I
PENDAHULUAN

Marilah kita panjatkan puji syukur kedadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik hidayah dan inayahnya kepada kita semua. Rasa syukur kami tuangkan melalui tulisan ini karena telah menyelesaikan makalah dengan judul “Filsafat Abad Pertengahan Beserta Tokoh Pemikirannya”
Diharapkan dengan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan. Karya tulis ini disusun dengan mengambil cuplikan dari beberapa sumber buku dan internet.
Kami sudah berusaha untuk memaksimalkan isi dari karya tulis ini, tetapi bagaimanapun juga tidak ada yang sempurna dan kami menyadari tentu masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi kelancaran proses belajar.

A. Rumusan masalah

1. Pengertian filsafat
2. Sejarah filsafat abad pertengahan
3. Tokoh dan pemikirannya
4. Kemunduran filsafat abad pertengahan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian filsafat

Istilah “filsafat “ dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophy (Inggris), philosophia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda, Perancis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia. Istilah Yunani philein berarti “mencintai” sedangkan philos berarti “teman”. Selanjutnya istilah shopos berarti “bijaksana” sedangkan shopia berarti “kebijaksanaan”.
Ada dua arti secara etimologi dari filsafat yang sedikit berbeda
1. Apabila filsafat mengacu pada asal kata philein & shopos, maka artinya mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (bijaksana dimaksudkan sebagai kata sifat)
2. Apabila filsafat mengacu pada kata asal kata philos & shopia, maka artinya adalah teman kebijaksana (kebijaksanaan dimaksud sebagai kata benda)1


B. Sejarah  Abad Pertengahan

Sejarah abad pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai awal abad ke-7 atau pada tahun 476-1492 M. Abad pertengahan atau  disebut juga abad kegelapan. Abad pertengahan yakni masa berakhirnya kerajaan Romawi  yang berpusat di kota Roma dan munculnya kerajaan  Romawi Timur yang kelak berpusat  di Konstantinopel (sekarang Istambul). Filsafat atau pemikiran pada abad pertengahan dipengaruhi oleh kepercayaan kristen. Zaman pertengahan adalah zaman ke-emasan bagi kristen.

Selama 4 abad sejak Gregory Yang Agung sampai Syilvester II Kepausan Yunani, diwaktu lain tunduk pada kaisar barat. Dan pada kesempatan lain pada aristrokasi Roma setempat namun demikian , para paus yang bersemangat diabad 8 dan 9 dengan menangkap momen-momen yang tepat. Para paus memperoleh kemerdekaannya dari kaisar-kaisar Yunani, bukan karena hasil upaya mereka sendiri, seperti oleh tentara-tentara Lombard, yang mana para paus tidak merasa berhutang budi apapun kepada mereka.

Pada abad ke-7 , Roma masih tunduk pada kekuasaan  militer para kaisar, dan para paus harus mematuhinya  atau mereka akan menderita, akan tetapi Martin I menolak tunduk dan dipenjarakan oleh kaisar.

Adapun beberapa sebutan masa ketika abad pertengahan

1. Masa Kegelapan
Isttilah “masa kegelapan” yang mencakup periode sejak tahun 600-1000 khusus berlaku bagi Eropa Barat. Di Cina, periode ini mencakup jaman dinasti Tang, abad terbesar sastra Cina dalam banyak hal, merupakan babakan sejarah yang sangat mengagumkan. Dari India ke Spanyol, berkembanglah peradapan islam yang brilian.
Dari abad ke-4 sampai abad ke-11  Eropa dilanda kericuhan dan kekacauan yang merajalela oleh bangsa Bar-bar  yang ganas itu, yang  antara lain adalah bangsa Hun dari Asia Tengah, dan pada tahun 410 kota Roma jatuh ke tangan bangsa Bar-bar. Dalam masa gelap ini sudah tentu filsafat beserta kesusastraan, kesenian dan kebudayaan Yunani-Romawi mengalami kemandegan atau stagnasi bahkan nyaris punah. Tetapi dilain pihak, pada waktu yang bersamaan , bangsa Arab yang memang tak terjamah oleh bangsa Bar-bar, justru mengalami kejayaan dengan ajaran islamnya.

2. Masa Patristik
Istilah patristik berasal dari kata latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.

3. Masa Skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

4. Masa Peralihan
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern.

C. Tokoh dan pemikirannya

1. Al-Ghazali / 1050-1111 M (Tahafutut al-Falasifah)

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i (lahir 1058 di Thus, Propinsi Khurasan, Persia (Iran), wafat 1111, Thus) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.
Pokok pemikiran dari al-Ghozali adalah tentang Tahafutu al-falasifah (kerancuan berfilsafat) dimana al-Ghazali menyerang para filosof-filosof Islam berkenaan dengan kerancuan berfikir mereka. Tiga diantaranya, menurut al-Ghazali menyebabkan mereka telah kufur, yaitu tentang : Qadimnya Alam, Pengetahuan Tuhan, dan Kebangkitan jasmani.
Pemikiran al-Ghazali mengenai pendidikan adalah proses memanusiakan manusia sejak kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran tersebut menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah, sehingga menjadi manusia yang sempurna.
Batas awal berlangsungnya pendidikan menurutnya sejak bersatunya sperma dan ovum sebagai awal kejadian manusia. Sedangkan batas akhir pendidikan itu orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu berserikat pada kebajikan dan manusia lain adalah bodoh dan tak bermoral.

2. Suhrawardi / 1158-1191 M (Isyraqiyah / Illuminatif)

Pokok pemikiran Suhrawardi adalah tentang teori emanasi, ia berpendapat bahwa sumber dari segala sesuatu adalah Nuur An-Nuur (Al-Haq) yaitu Tuhan itu sendiri. Yang kemudian memancar menjadi Nuur al-Awwal, kemudian memancar lagi mejadi Nuur kedua, dan seterusnya hingga yang paling bawah (Nur yang semakin tipis) memancar menjadi Alam (karena semakin gelap suatu benda maka ia semakin padat).
Pendapatnya yang kedua adalah bahwa sumber dari Ilmu dan atau kebenaran adalah Allah, alam dan Wahyu bisa dijadikan sebagai perantara (ilmu) oleh manusia untuk mengetahui keberadaan Allah. Sehingga keduanya, antara Alam dan Wahyu adalah sama-sama sebagai ilmu.

3. Ibnu Khaldun (1332 M-1406 M)

Abdurrohman Ibn Khaldun (1332 M-1406 M), lahir di Tunisia, adalah sosok pemikir muslim legendaris. Khaldun membuat karya tentang pola sejarah dalam bukunya yang terkenal: Muqaddimah, yang dilengkapi dengan kitab Al-I’bar yang berisi hasil penelitian mengenai sejarah bangsa Berber di Afrika Utara. Dalam Muqaddimah itulah Ibnu Khaldun membahas tentang filsafat sejarah dan soal-soal prinsip mengenai timbul dan runtuhnya negara dan bangsa-bangsa.
Dalam mempertautkan sejarah dengan filsafat, Ibnu Khaldun tampaknya ingin mengatakan bahwa sejarah memberikan kekuatan intuisi dan inspirasi kepada filsafat, sedangkan filsafat menawarkan kekuatan logika kepada sejarah. Dengan begitu, seorang sejarawan akan mampu memperoleh hasil yang relatif valid dari proses penelitian sejarahnya, dengan dasar logika kritis.
Dasar sejarah filsafatnya adalah :

1)   Hukum sebab akibat yang menyatakan bawa semua peristiwa, termasuk peristiwa sejarah, berkaitan satu sama lain dalam suatu rangkaian hubungan sebab akibat.
2)  Bahwa kebenaran bukti sejarah tidak hanya tergantung kepada kejujuran pembawa cerita saja akan tetapi juga kepada tabiat zaman. Karena hal ini para cendekiawan memberinya gelar dan titel berdasarkan tugas dan karyanya serta keaktifannya di bidang ilmiah: 1). Sarjana dan filosof besar, 2). Ulama Islam,3. Sosiolog, 4. Pedagang, 5. Ahli sejarah, 6.Ahli Hukum, 7. Politikus, 8. Sastrawan Arab, 9. Administrator dan organisator.

4. Al-Kindi (806-873 M)

Al-Kindi Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’qub ibn Ishaq ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail al-Ash‘ats bin Qais al-Kindi. Ia seorang filosof muslim yang pertama. Kindah adalah salah satu suku Arab yang besar pra-Islam. Kakeknya Al-Ash’ats ibn Qais, memeluk Islam dan dianggap sebagai salah seorang sahabat Nabi SAW. Al-Ash’ats bersama beberapa perintis muslim pergi ke kufah, tempat ia dan keturunannya mukim. Ayahnya adalah Ishaq al-Sabbah menjadi gubernur Kufah selama kekhalifahan Abbasiyah al-Mahdi dan al-Basyid. Kemungkinan besar al-Kindi lahir pada tahun 185 H / 801 M.
Menurut al-Kindi filsafat hendaknya diterima sebagai bagian dari kebudayaan Islam, oleh karena itu para sejarawan Arab awal menyebutnya “filosof Arab”. Menurutnya batasan filsafat yang ia tuangkan dalam risalahnya tentang filsafat awal adalah “filsafat” adalah pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan para filosof dalam berteori ialah mencapai kebenaran dan dalam prakteknya ialah menyesuaikan dengan kebenaran.
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : Relevansi agama dan filsafat, fisika dan metafisika (hakekat Tuhan bukti adanya Tuhan dan sifat-sifatNya), Roh (Jiwa), dan Kenabian.

5. Abu Bakar Ar-Razi (865-925 M)

Nama lengkapnya adalah abu bakar muhammad ibn zakaria ibn yahya al-razi. Di barat dikenal dengan Rhazes. Ia lahir di Ray dekat Teheran pada 1 Sya’ban 251 H (865 M.
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : Akal dan agama (penolakan terhadap kenabian dan wahyu), prinsip lima yang abadi, dan hubungan jiwa dan materi.

6. Al-Farabi (870-950 M)

Al-Farabi Nama lengkapnya Abu Nash al-Farabi, lahir pada tahun 258 H / 870 M di Farab, meninggal pada tahun 339 H / 950 M. Sejarah mencatatnya sebagai pembangun agung sistem filsafat, dimana ia telah membaktikan diri untuk berfikir dan merenung, menjauh dari kegiatan politik, gangguan dan kekisruhan masyarakat.
Al-Farabi adalah seorang yang logis baik dalam pemikiran, pernyataan, argumentasi, diskosi, keterangan dan penalarannya. Unsur-unsur penting filsafatnya adalah :

1) Logika, 2) Kesatuan filsafat, 3) Teori sepuluh kecerdasan, 4) Teori tentang akal, 5) Teori tentang kenabian, 6) Penafsiran atas al-Qur’an.
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : kesatuan filsafat, metafisika (hakekat Tuhan), teori emanasi, teori edea, Utopia jiwa (akal), dan teori kenabian.

7. Ibnu Maskawih (932-1020 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawih. Ia lahir di kota Ray (Iran) pada 320 H (932 M) dan wafat di Asfahan pada 9 safar 421 H (16 Februari 1030 M).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : filsafat akhlaq, dam filsafat jiwa.

8. Ibnu Shina (980-1037 M)

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan).
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : fisika dan metafisika, filsafat emanasi, filsafat jiwa (akal), dan teori kenabian.10

D. Kemunduran Filsafat Abad Pertengahan

Selama abad ke-15, muncullah faktor-faktor lain yang menyebabkan merosotnya lembaga kepausan dan menimbulkan perubahan yang sangat cepat. Bubuk senjata digunakan untuk memperkuat pemerintah melainkan bangsa feodal. Di Inggris dan Perancis, Edward IV dan Louis XI bersekutu dengan kelas menengah kaya, yang membantu mereka menaklukan anarki aristokrasi. Italia, sampai tahun-tahun terakhir abad ke-15, terbebas dari musuh-musuh utara dan meyakini perkembangan pesat dalam bidang ekonomi dan kebudayaan. Budaya baru ini pada dasarnya berwatak pangan, mengagumi Yunani dan Roma dan menganggap rendah abad pertengahan, abad-abad asketisme yang sudah lama berlangsung dilupakan dalam kekacauan seni, sastra dan kesenangan. Dalam suasana kebebasan yang menyenangkan inilah dunia modern lahir.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Filsafat pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai abad ke-7. Abad pertengahan disebut juga abad kegelapan. Zaman pertengahan adalah zaman ke-emasan bagi kristen.

B.SARAN

Bahwa filsafat merupakan bidang pengetahuan tersendiri yang berbeda dengan pengetahuan yang lain. Oleh karena itu, filsafat harus dipelajari dengan cara tersendiri pula. Bila pengetahuan selain filsafat dapat dipelajari lewat penelitian atau laboratorium, maka filsafat hanya dapat dipelajari dengan akal sehat dan penalaran tajam. Selain itu, pengkaji filsafat juga harus memiliki sikap mental, yakni menghilangkan diri dari dalam dirinya sifat a priori, bahwa dirinya telah mengetahui segala sesuatu, sebab seorang tidak mungkin dapat mempelajari suatu pengetahuan yang sudah diketahuinya



REFERENSI

Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995
Sigit Jatmiko, Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2004
Dr. Peter Soedojo, B.Sc, Sejarah Dan Filsafat, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2004
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat Ilmu UGM, Filsafat Ilmu, Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, 2003
http://wordpress.com/2011/06/20 Filsafat-Pada-Abad-Pertengahan

Labels: Makalah

Thanks for reading MAKALAH ABAD PETENGAHAN BESERTA TOKOH DAN PEMIKIRANNYA. Please share...!

Back To Top