BAB
1
PENDAHULUAN
2.1 LATAR BELAKANG
Dalam
dunia islam kita sudah mengenal banyak tokoh sufi yang menyebarkan dakwahnya ke
segala penjuru. Salahsatu tokoh yang saya ambil adalah Al-kindi. Dia dikenal
sebagai penerjemah pertama yang menerjemahkan filsafat Yunani ke dalam bahasa
Arab.
Pemikiran Al-Kindi dituangkan dalam karya-karyanya yang sangat bermanfaat hingga
untuk filosof dan sufi sesudahnya. Makalah ini penulis buat untuk mengetahui
seberapa besar kiprah dan jasa al-kindi dalam dunia islam. Agama yang terakhir
yang dibawakan nabi kita Muhammad SAW.
Semoga
dengan adanya makalah ini akan memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca
pada umumnya dan bagi menulis khususnya.
2.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana biografi Al-kindi?
2.
Apa karya-karya al-kindi?
3.
Bagaimana filsafatnya Al-kindi?
2.3
TUJUAN
PENULIS
1. Mengetahui
biografi Al-indi
2. Mengetahui
karya-karya Al-kindi
3. Mengetahui
filsafat Al-kindi
BAB
11
PEMBAHASAN
2.
1 BIOGRAFI AL-KINDI
Al-kindi[185/801M-260H/873M]
aalah filsuf yang pertama muncul dalam dunia islam. Nama lengkap Al-kindi
adalah Abu Yusuf Ya’kup bin Ishaq ibn
Sabbah ibn Imran ibn Ismal ibn Muhamad bin Al-ash’ats bin ais AL-Kindi.[1] Ia
lhir di Kufah, Dalam buku History of Muslim Philosophy, Al-kindi
disebut sebagai “Ahli Filsafat Arab”. Ia adalah keturunan bangsawan Arab dari
suku Kindah, suku bangsa yang dimasa sebelum islam bermukim diarab selatan.
Ayahnya bernama Ibnu As-Sabah. Sang ayah pernah menduduki
jabatan Gubernur Kufah pada era kepemimpinan Al-Mahdi (775-785) dan Harun
Arrasyid (786-809). Kakeknya Asy'ats bin Qais kakeknya AL-Kindi dikenal sebagai
salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Bila ditelusuri nasabnya, Al-Kindi
merupakan keturunan Ya'rib bin Qathan, raja di wilayah Qindah.
Pendidikan dasar ditempuh Al-Kindi di tanah kelahirannya.
Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah
dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani,
dan Arab. Sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu.
Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah
kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya
yakni, Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842-847)
dan Mutawakil (847-861). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu,
termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.
Kisah lain tentang Al-kndi digambarkan dalam karikatur
Al-Jahizdalam kitab Al Bukhala. Betapapun, Al-kndi hidup mewah disebuah rumah,
yang didalam kebun rumahnya, Ia
memelihara banyak binatang langka, Ia hidp menjauh dari masyarakat,
bahkan dari tetangga-tetangganya. Sebuh kisah menarik oleh Al-Qifti memaparkan
bahwa Al-kidi bertetangga dengan seorang saudagar kaya, yang tak pernah tahu
bahwa Al-kndi adalah seoarang tabib ahli. Ketika anak sang saudagar tiba-tiba
lumpuh, dan tak seorang tabibpun di Baghdad mampu menyembuhkannya, Seseorang
memberitahu sang saudagar bahwa ia bertetangga dengan filsuf tercemerlang, yang
amat pandai mengobati penyakit seperti itu. Al-kindi mengobati anak yang sakit
lumpuh itu dengan music.[2]
Khalifah juga mempercayainya untuk berkiprah di Baitul hikmah
(House of Wisdom) yang kala itu gencar menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan
dari berbagai bahasa, seperti Yunani. Ketika Khalifah Al-Ma'mun tutup usia dan
digantikan puteranya, Al-Mu'tasim, posisi Al-Kindi semakin diperhitungkan dan
mendapatkan peran yang besar. Dia secara khusus diangkat menjadi guru bagi
puteranya.
Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran
Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai
paham resmi kerajaan.
Buah
pikir yang dihasilkannya begitu berpengaruh terhadap perkembangan peradaban
Barat pada abad pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad
setelahiameninggaldunia.
Al-Kindi dikenal sebagai filosof Muslim pertama, karena dialah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, filsafat masih didominasi orang Kristen Suriah. Al-Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.
Setelah era Khalifah AL-Mu'tasim berakhir dan tampuk kepemimpin beralih ke Al-watiq dan Al-Mutawakkil, peran Al-Kindi semakin dipersempit. Namun, tulisan kaligrafinya yang menawan sempat membuat Khalifah kepincut. Khalifah AL-Mutawakkil kemudian mendapuknya sebagai ahli kaligrafi istana. Namun, itu tak berlangsunglama.
Ketika Khalifah Al-Mutawakkil tak lagi menggunakan paham Muktazilah sebagai aliran pemikiran resmi kerajaan, Al-Kindi tersingkir. Ia dipecat dari berbagai jabatan yang sempat diembannya. Jabatannya sebagai guru istana pun diambil alih ilmuwan lain yang tak sepopuler Al-Kindi. Perpustakaan pribadinya sempat diambil alih putera-putera Musa. Namun akhirnya Al-Kindiyah - perpustakaan pribadi itu - dikembalikan lagi.
Al-Kindi dikenal sebagai filosof Muslim pertama, karena dialah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, filsafat masih didominasi orang Kristen Suriah. Al-Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.
Setelah era Khalifah AL-Mu'tasim berakhir dan tampuk kepemimpin beralih ke Al-watiq dan Al-Mutawakkil, peran Al-Kindi semakin dipersempit. Namun, tulisan kaligrafinya yang menawan sempat membuat Khalifah kepincut. Khalifah AL-Mutawakkil kemudian mendapuknya sebagai ahli kaligrafi istana. Namun, itu tak berlangsunglama.
Ketika Khalifah Al-Mutawakkil tak lagi menggunakan paham Muktazilah sebagai aliran pemikiran resmi kerajaan, Al-Kindi tersingkir. Ia dipecat dari berbagai jabatan yang sempat diembannya. Jabatannya sebagai guru istana pun diambil alih ilmuwan lain yang tak sepopuler Al-Kindi. Perpustakaan pribadinya sempat diambil alih putera-putera Musa. Namun akhirnya Al-Kindiyah - perpustakaan pribadi itu - dikembalikan lagi.
Sebagai penggagas filsafat murni
dalam dunia Islam, Al-Kindi memandang filasafat sebagai ilmu pengetahuan yang
mulia. Sebab, melalui filsafat-lah, manusia bisa belajar mengenai sebab dan
realitas Ilahi yang pertama da merupakan sebab dari semua realitas lainnyaSebagai
penggagas filsafat murni dalam dunia Islam, Al-Kindi memandang filasafat
sebagai ilmu.
2.
2 KARYA-KARYA AL-KINDI
Menurut Al-Nadhim dan Al-Qafthi menyebut 238 risalah
[karangan pendek], sedangkan menurut
Sya’id Al-Andalusi karyanya ada 50 buah. Di antara sederet buah pikirnya
dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya
yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu
pengetahuan yang luas dan dalam. Karangannya yang terkenal ditemukan oleh
seorang ahli ketimuran Jerman, yaitu Hillmuth Ritter, diperpustakaan Aya Sofia,
Istambul terdiri dari 29 risalah.
Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti
filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi,
dialektika, psikologi, politik dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak
adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing
mencapai 22 judul. Logika sebanyak Sembilan judul dan fisika 12 judul.
Buah
pikir yang dihasilkannya begitu berpengaruh terhadap perkembangan peradaban
Barat pada abad pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad setelah ia
meninggal dunia.
Beberapa
karya Al-kindi, baik ditulis sendiri atau ditulis ulang oleh penulis lainnya
diantaranya:
1. Kitab
Kimiya’ Al-‘itr [Book of the Chemistry of Perfume]
2. Kitab
fi isti’mal Al ‘Adat Al-Hindi [On the Use of the Indian Numerals]
3. Risala
fi I Illa Al Failali l Madd wa l Fazr [Treatise on the efficient Cause of the
flow and ebb]
4. Kitab
Ash Shu’ a’at [Book of the Rays]
5. The
Medical Formulary of Aqrabadhin of Al Kindi, by M. Levey [1966]
6.
Al Kindi ‘s Metaphysics:a
Translation of Yaqub ibn Ishaq al Kindi’s Treatise’’ On First Philosophy’’ [fi
Al Falsafah al Ula] by
Alfred L. Ivry[1974]
7.
Scientific Weather Forecasting in
the Middle Ages The Writings of Al kindi, by Gerrit Bos and Charles Burnett [2000]
2.3
FILSAFAT AL-KINDI
Al-Kindi dikenal sebagai filosof Muslim pertama, karena
dialah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7
M, filsafat masih didominasi orang Kristen Suriah. Al-Kindi tak sekedar
menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan
karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah
menyelaraskan filsafat dan agama.
Sumber filosofis Alkindi diperoleh dari sumber-sumber Yunani
Klasik, terutama Neoplatonik. Risalahnya, risalah fi al hudud al-asyya’, secara keseluruhan dapat dipandang sebagai
basis atas pandangn-pandangannya sendiri. Ia dduga meringkas definisi-definisi
dari literature Yunani dengan niat hendak memberikan ringkasan filsafat
Yunanidalam bentuk definisi. Kebayakan definisi itu adalah definisi harfiah
yang dipinjam dari Aristoteles. Ketekunan Al-kindi mengmpulkan definisi dari
karya-karya Aristoteles dan kesukaannya kepada Aristoteles tidak dapat
diabaikan. Bahkan, ketika ia meringkas dari sumber-sumber lain yang secara
keliru, Ia menisbahkan pula kepada Aritoteles. Subjek dan susunannya sesuai
benar dengan sumber neoplatonik. Pada definisi pertama, Tuhan disebut “Sebab
Pertama”, mirip dengan “Agen Pertama”-nya Plotinus, suatu ungkapan yang juga
digunakan Al-Kindi atau dengan istilahnya “Yang Esa adalah sebab dari segala
sebab”. Definisi-definisi berikutnya dalam Risalah
Al-Kindi dikemukakan dalam susunan
yang membedakan antara alam atas dan alam bawah. Yang pertama ditandai dengan
definisi-definisi akal, alam, dan jiwa, dikuti dengan definisi-definisi yang
menandiai alam bawah, dimulai dengan definisi badan [jism], penciptaan [ibda’],
materi [hayula], bentuk [syurah], dan sebagainya. Kerangka besar
filsafatnya bermuara kepada Tuhan sebagai sumber filsafat.
Ø EPISTIMOLOGI
AL-KINDI
Al-Kindi
mempunyai pandangan tersendiri tentang pengetahuan, menurutnya pengetahuan
manusia itu pada dasarnya terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu :
a)
Pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan indera disebut pengetahuan inderawi, terjadi secara langsung ketika orang mengamati
terhadap obyek-obyek material (sentuhan, penglihatan, pendengeran, pengcapan
dan penciuman).
b)
Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan
akal disebut pengetahuan rasional, Pengetahuan ini tentang sesuatu yang diperoleh dengan jalan
menggunakan akal bersifat universal, tidak parsial dan bersifat immaterial.
Obyek pengetahuan rasional bukan individu; tetapi genus dan spesies.
c)
Pengetahuan yang diperoleh langsung dari Tuhan
disebut dengan pengetahuan isyraqi atau iluminatif. Al- Kindi, sebagaiman
halnya banyak filosof isyraqi, mengingatkan adanya jalan lain untuk memperoleh
pengetahuan lewat jalan isyraqi (iluminasi), yaitu pengetahuan yang langsung
diperoleh dari pancaran Nur Ilahi. Puncak dari jalan ini adalah yang diperoleh
para Nabi untuk membawakan ajaran- ajaran yang berasal dari wahyu kepada umat
manusia. Para Nabi memperoleh pengetahuan yang berasal dari wahyu tuhan tanpa
upaya, tanpa bersusah payah untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi
atas kehendak Tuhan semata-mata. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan
diterangkan-Nya pula jiwa meraka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.
Akal meyakinkan pengetahuan pengetahuan mereka berasal dari tuhan, karena
pengetahuan itu ada ketika manusia tidak mampu mengusahakannya, karena hal itu
memang di luar kemampuan manusia. Bagi manusia tidak ada jalan lain kecuali
menerima dengan penuh ketaatan dan ketundukan.
Dalam ontologi dia mencoba mengambil parameter
dari kategori-kategori yang ada, yang ia kenalkan dalam lima bagian:
zat(materi), bentuk, gerak, tempat, waktu, yang ia sebut sebagai substansi
primer. Al Kindi mengumpulkan berbagai karya filsafat secara ensiklopedis, yang
kemudian diselesaikan oleh Ibnu Sina (Avicenna) seabad kemudian.
Ø FALSAFAH
KETUHANAN
Inti dari filsafatnya adalah bahwa
falsafah yang paling tinggi ialah falsafah tentang Tuhan sebagaimana
ungkapannya,”Falsafat yang termulia dan
tertinggi derajatnya adalah falsafat utama, yaitu ilmu tentang Yang Benar
Pertama, yang menjadi sebab bagi segala
yang benar”.
Selain filsuf Ia juga seorang ahli
pengetahuan, menurutnya pengetahuan terbagi menjadi 2 bagian:
a. Pengetahuan Illahi [Divine science]
Sebagaimana yang tercantum dalam
Al-Qur’an yaitu pengetahuan langsung diperoleh dari Tuhan. Dasar pengetahuan
ini adalah keyakinan.
b. Pengetahuan manusiawi [Human
science] atau filsafat, dasarnya ialah pemikiran [rasio-reason].Disinilah
terlihat persamaan filsafat dan agama yang mempunyai tujuan yang sama untuk
mencari kebahagian dunia dan akhirat. Agama disamping menggunakan wahyu juga
membutuhkan filsafat, sedangkan filsafat selain menggunakan pemikirannya juga
membutuhkan wahyu untuk memperkuat pemikirannya.
Ø FALSAFAH
JIWA
Menurut Al-kindi, roh tidak tersusun
tetapi mempunyai arti penting, sempurna dan mulia. Substansinya berasal dari
substansi Tuhan. Hubungan roh dan Tuhan
sama dengan hubungan cahaya dengan maatahari.
Jiwa mempunyai tiga daya; daya
bernafsu, daya pemarah, dan daya berfikir. Daya berfikir itu disebut dengan
akal. Menurutnya ada 3 macam akal: akal bersifat potensial, akal yang telah
keluar dari sifat potensial mrnjadi actual, dan akal yang telah mencapai tingkat
kedua dari aktualitas yang disebut akal yang kedua.
Akal yang bersifat potensial tak
bias mempunyai sifat actual jika tidak ada kekuatan yang menggerakkannya dari
luar. Oleh karena itu, bagi Al-kindi adaa lagi satu macam akal yang mempunyai
wujud diluar roh manusia, dan bernama akal yang selamanya dalam aktualitas.
Kecenderungan AL-Kindi pada filsafat
Aristoteles yang telah terlihat dalam sebagian karya-karyanya, Risalah fi Alhudud Al-asyya’ dan Fi Al-Falsafah Al ula banyak mengutuip dari Metaphyisics
Aristoteles. Konsepnya pun mencerminkan gagasan-gagasan yang diungkapkan
olehAristoteles dalam karya-karyanya, seperti Physics, De Anima, dan
Categoriae, untuk menyebut karya-karya yang paling banyak dikutip.
BAB 111
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Al-kindi mempunyai nama lengkap
yaitu Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq ibn sabbah ibn imran ibn ismail bin Muhammad
bin Al asy’Atsbin Qais Al-kindi. Ayahnya ibnu sabbah adalah gubernur Kuffah. Ia
lahir di kandah dan memperoleh pendidikan masa kecilnya di basrah, tetapi
tumbuh, dewasa dan meninggal di bahgdad.
2. AL-Kindi berhasil menterjemahkan
buku-buku Yunani kurang lebih 260 buah buku dan berhasil mengarang 200 risalah.
Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang,
seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis,
astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorologi. Bukunya yang paling
banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing
mencapai 22 judul. Logika sebanyak Sembilan judul dan fisika 12 judul.
3. Filsafat Al-kindi antara lain
tentang empirisme, ontology, fasafah ketuhanan, falsafah jiwa.
Labels:
Makalah
Thanks for reading Biografi dan Filsafat Al Kindi. Please share...!